Sabtu, 18 Maret 2017

Bun..SEMANGAT  Bun....Bun OPTIMIS Bun...



Saat mengantar Dirga sekolah atau menjemput Dirga pulang sekolah, orangtua dari  teman teman Dirga selalu bilang, bunda Dirga pintar ya membuat lagu, anak anak cepat hafal, nada dan liriknya mudah diingat. Padahal baru satu lagu yang saya upload,  Saya menjawabnya iya bun, terima kasih ya semoga lagunya bisa membuat anak anak ceria.

Tapi maaf ya bunda bunda saya masih terus belajar, saya bukan  pencipta lagu profesional, saya tidak memiliki kemampuan bermain musik, saya hanya ibu rumah tangga yang sedikit prihatin karena lagu anak anak sudah mulai jarang terdengar. Jadi saya ingin membuat karya bermanfaat untuk anak anak.
 
Saya bangga pernah merasakan gegap gempitanya lagu anak anak berjaya, saya bangga pernah menjadi bagian dari sejarah masa keemasan lagu anak anak di era 80 - 90 an. Sampai sampai saya harus berjalan dari rumah ke stasiun radio Mersi  untuk request lagu "Si lumba lumba" Bondan Prakoso. 

Dengan senang hati berjalan kaki demi mendengarkan lagu kesayangan, tidak khawatir dengan rasa takut, tidak khawatir dengan penculikan, tidak khawatir dengan jalan raya yang ramai, setiap menyebrang selalu meminta tolong orang dewasa untuk menyebrangkan. 

Saat itu alat komunikasi tidak secanggih sekarang. Semua lelah akan terasa sirna, ketika sampai rumah lagu anak anak yang kita minta diputar. Itu masa kecil saya, tapi jangan di tiru ya adik adik..kalau saat ini berjalan sendirian di jalan tanpa pendamping, berbahaya...  

Kata almarhumah ibu saya, mode atau trend itu akan  terus berputar dan berulang, ibu saya kelahiran tahun 1944.  Dulu ibu saya pernah merasakan memiliki baju balon, celana cutbry , baju berbahan chiffon kalau ibu saya menyebutnya kain tisu heheh. 

Saat saya kecil pernah merasakan memakai baju balon juga, saya saat SMP pernah memiliki celana cutbray, saat kuliah pernah memiliki baju berbahan chiffon. 

Benar kata alhamrumah ibu saya, trend akan terus berputar dan berulang. Seperti yang saat ini tranding, Nokia 3310 yang dulu pernah saya pakai saat kuliah, kini muncul lagi di era gadget huaa heheh

Saya berharap lagu anak anak yang pernah tren di masa saya, akan berulang dimasa Dirga. Banyak yang pesimis juga jika lagu anak anak akan kembali berjaya.  Semoga semakin banyak stasiun radio dan stasiun televisi memberikan ruang untuk lagu anak anak. Saya terus mensosialisasikan.  Saya tidak patah arang

Namun saya memiliki keyakinan lagu anak anak akan kembali berjaya. Memang terdengar sedikit lebay, namun semangat dan optimisme yang saya miliki, akan terus saya pupuk dan saya upayakan, agar lagu anak bisa berjaya lagi. 

Saya semakin optimis, ketika ada wartawan dari Merdeka.com hendak mewawancara tentang gerakan lagu anak yang saya gagas.

Saya optimis ketika lagu ciptaan saya dishare oleh salah satu penonton youtube dan dimentionkan kepada pak Ganjar Pranowo dan Pak Hendi,  artinya ada orang yang masih peduli dan berharap lagu anak akan berjaya lagi.



Saya optimis tatkala mendapat telepon dari Up radio dan memberikan kesempatan kepada saya untuk talkshow  mensosialisasikan gerakan #ciptalaguanak 


Saya optimis tatkala mendapatkan mention dari kak Nuno Radio Gajah Mada FM bahwa lagu "Selamat Pagi Kukuruyuk" yang saya kirimkan akan diputarkan di Radio sekelas Gajah Mada FM.



Saya sangat bersyukur atas dukungan yang diberikan,   kami selalu kompak bertiga (Ayah, Bunda, Dirga), terus berjalan untuk mensosialisasikan gerakan ini semoga bermanfaat.  Kami tak pernah patah arang mengingat gerakan ini baru seumur jagung . Saya hanya berdoa, niat baik akan mendapatkan kemudahan asal kami berusaha maksimal.

Saya sadar memiliki banyak kekurangan, hal ini sebagai lecut agar saya terus lebih banyak belajar. Salah satu cara saya belajar adalah  saya membeli buku panduan bermain keyboard, padahal belum punya keyboard hehehe...atau siapa saja yang sedang membaca coretan saya ini , ada yang bisa memberikan referensi kemana saya harus belajar keyboard, semoga bisa membantu jawab dikolom komentar ya bunda. Terima kasih 



Ayo siapa yang mau mendukung lagu anak anak kembali berjaya....??
Ayo siapa yang ingin anak anaknya mendengarkan kembali lagu yang sesuai dengan umur mereka??
Ayo siapa yang mau menciptakan lagu anak anak??

Saling dukung ya bunda....

Terima kasih sudah meluangkan waktu membaca coretan saya.


Selasa, 14 Maret 2017

Obrolan Penting di Warung Nasi...



Hari ini saya tidak memasak karena ada agenda yang harus diselesaikan, sehingga menyita waktu, sampai benar benar tidak sempat memasak. Untuk makan pagi ini, saya memutuskan membeli nasi dan lauk di warung yang jaraknya tak jauh dari rumah. Sampai di warung woowww... sangatlah padat dan ramai, antrinya pun sampai merayap hehehe. Sambil menunggu, saya menyapa seorang ibu yang juga mengantri di depan saya dan si Anak laki lakinya menunggu di atas motor yang sedang terparkir. Saya tidak mengenal Ibu tersebut, tidak tahu siapa nama beliau, dan di mana rumah beliau, namun  ibu tadi seolah sangat akrab dengan saya, dan banyak bercerita, padahal baru sekali itu kami bertemu.

"Umur pinten Budhe lare ne?" tanya saya 
 (Umur berapa Budhe anaknya?)
"Sangang tahun mbak, kelas tigo, niki sampun ngoyak ngoyak nyuwun ditumbaske motor mbak, rencang rencange sampun saget nitih motor, piyambake nggeh sampun saget,  niki badhe kulo tumbaske motor."
(Sembilan tahun mbak, kelas tiga, ini sudh ngejar ngejar minta dibelikan motor, teman temanya sudh bisa naik motor, Dia juga sudah bisa, ini mau saya belikan motor)


"Lho...nopo mboten bahaya Budhe, taseh alit, menawai onten nopo nopo ten dalan pripun Budhe?...mangkeh gelo lho Budhe."    
(Lho...apa tidak berbahaya Budhe, masih kecil, kalau terjadi apa apa di jalan bagaimana Budhe? nanti menyesal lho Budhe)


"Mboten nopo nopo mbak, paling ten kampung mawon" jawab si Ibu enteng.
(Nggak apa apa mbak, paling hanya di kampung saja)


Mendengar jawaban Ibu tadi kenapa saya merasa sedih ya....bukan masalah Ibu itu mampu membelikan motor, bukan masalah si Anak sudah bisa mengendarai motor, kalau menurut saya itu bukan sebagai wujud kasih sayang dan perhatian, namun sang Ibu justru "menjerumuskan" Sang anak pikirku. 

Apakah mengendarai motor di kampung atau gang juga tidak berbahaya, semisal anak ibu kebal tetap saja itu berbahaya, tak apalah itu resiko yang harus ditanggung anaknya . Namun bagaimana dengan anak anak lain, warga kampung yang lain, apakah dengan kehadiran anak anak yang belum cukup umur mengedarai motor, apakah tidak membahayakan keselamatan mereka warga kampung , juga membahayakan keselamatan anak anak tersebut...sangat ironis....

Sang Ibu tadi sudah mendapat giliran memesan nasi, setelah selesai sang Ibu berpamit kepada saya.

"Monggo mbak, kulo rumiyen" 
(Mari mbak, saya duluan)

"Inggih budhe, atos atos nggeh budhe" 
(Iya Budhe, hati hati ya Budhe).

Sambil berbisik, saya berpesan 

"Budhe, mboten usah di tumbaske motor nggeh hehehe" kataku.
 (Budhe, tidak usah di belikan motor ya Budhe)
Ibu tersebut tersenyum dan melaju bersama motornya, anak laki lakinya membonceng di belakang sambil melihat ke arah saya...


Setelah itu giliran saya untuk mendapat jatah untuk dilayani.  Saya memesan nasi separo, oseng pare, rendang jengkol, sambal. Dirga sup, ayam goreng,  ayah rames mie kering dan sambal. 

Perjalanan pulang saya terus memikirkan pembicaraan saya dengan ibu yang tadi. Sedih sekali mengapa orangtua cenderung bangga anak anaknya yang masih kecil bisa mengendarai motor, mengapa orangtua bangga mampu membelikan motor kepada anaknya. 

Ayah bunda sebaiknya kita sedikit bijaksana, saat kita memberikan motor berarti kita telah merestui anak kita untuk berkendara sebelum usianya. Maka meraka akan bangga dan merasa "mendapat kepercayaan" dari orangtua. Mereka merasa gagah, bahwa "Aku sudah besar". Si Anak akan merasa mampu menaklukan jalanan dengan restu yang sudah mereka kantongi dari orangtua. Mereka tidak menyadari bahwa ada hak pengendara lain yang juga harus dihormati. Ada hak hak pejalan kaki yang juga harus dihargai. 

Ketika saya  mengendarai motor di jalan raya, kadang  saya menemui anak anak yang masih terlihat imut, masih jinjit saat kaki mereka jagan dari motor,  mengendarai motor tanpa helm, motor tanpa spion, bunyi knalpot yang memekakkan telinga, dan yang lebih ekstrim berboncengan lebih dari dua dengan kecepatan penuh dan men jumping jumpingkan motornya....ya mereka bangga, bisa menjadi raja jalanan secara ilegal. Itu salah satu sebab mengapa jika saya berpergian agak jauh dari rumah,  saya tidak diijinkan mengendarai motor sendiri oleh suami. 

Sampai rumah saya menceritakan hal tersebut kepada suami sambil menikmati sarapan,  suami menjawab "Mungkin bagi bunda keselamatan anak itu penting, tapi tidak bagi ibu yang bunda ceritakan tadi" Ooohhhh, singkat sekali jawaban suamiku.

Wahai orangtua bersabarlah sedikit, anak anak akan melewati masa masa mereka, kelak ketika usia mereka sudah cukup, mereka akan bisa merasakan mengendarai motor dengan benar dan aman. Mereka sudah resmi memiliki SIM yang benar benar syarat mutlak yang harus dimiliki oleh pengendara motor. Mereka sudah mengerti aturan aturan yang harus dipatuhi di jalan, mereka sudah mengerti rambu rambu lalu lintas, sehingga mereka bisa menghargai pengguna jalan yang lain.  Janganlah memberikan kebebasan yang tidak dilandasi dengan rasa tanggung jawab. Secara psikologi mereka masih kecil, mental mereka di jalan belum teruji, jam terbang mereka di jalan belum banyak,  mereka belum tentu memiliki skill berkendara mungkin hanya bisa bisaan saja, jangan biarkan mereka mengendarai motor sendiri di kampung atau di jalanan, jangan pertaruhkan keselamatan anak bapak dan ibu

Sekitar sebulan setelah obrolan itu, saya dan suami hendak mencari sesuatu di daerah Mataram, sampi di Jalan Majapahit ada sedikit kemacetan, ternyata ada  kecelakaan motor dengan motor. Banyak yang berkerumun dan banyak yang menolong, saya melihat anak bersegaram SD, berboncengan, tanpa helm, motor protholan di tepi Jalan, sedang dikerumuni.

Menurut saksi ternyata si Anak SD tersebut memotong jalan untuk menyebrang dan menabrak seorang bapak setengah baya yang berjalan ditrack yang sudah benar,...oalah le..le...mbok yo ati ati, ojo ngawur to le...le...(oalah...nak...nak yang hati hati, jangan gegabah nak...nak...) sangat membahayakan diri sendiri dan pemakai jalan yang lain..gumamku. Karna macet saya pun berhenti sejenak sambil menunggu motor yang lain berjalan. 

Saya sempat mendengar ada teriakan seorang bapak.

" Kowe ki kelas piro kok numpak motor dewe, Bapakmu ndi?" 
(Kamu itu kelas berapa kok naik motor sendiri, Bapakmu di mana?)

Si anak tidak menjawab, namun malah menangis,  Si bapak yang ditabrak tidak mengalami luka, hanya kaget terjatuh bersama motornya. Alhamdulillah semua selamat. 

Sebenarnya saya hendak memfoto kejadian tersebut, namun saya tidak sempat mengambil ponsel di dalam tas. Biasanya saya mengabadikan kejadian melalui foto, sampai di rumah saya tunjukkan kepada Dirga, sebagai bahan obrolan untuk Dirga, sambil memberikan nilai nilai baik buruk, benar dan salah dalam setiap kejadian yang kami lihat. 

Jika si Anak mau belajar dari kejadian yang baru saja dialami, mungkin dia tidak akan berani mengendarai motor lagi. Apabila pengalaman tersebut dapat menjadikan pembelajaran yang berharga untuk dirinya. 

Jika sampai di rumah, si Anak bercerita kepada orangtuanya, seharusnya orangtua tidak mengijinkan anaknya untuk mengendarai motor lagi, seharusnya orangtua bersyukur,  karena orangtua masih bisa melihat anaknya walau ada luka lecet, memar dan mungkin si Anak trauma namun mereka masih bisa bertemu usai kecelakaan itu. 

Misalnya kemungkinan buruk terjadi,  jika massa main hakim sendiri, mereka masih kecil hanya bisa menangis, merasa takut  tanpa orang dewasa yang mendampingi karena mereka merasa salah.  Apa jadinya jika sampai tidak bisa bertemu lagi dengan orangtua, apa yang terjadi seandainya terjadi kecacatan permanen akibat kecelakaan itu, bagaimana dengan masa depan mereka. Orangtua akan sangat sangat merasa bersalah sepanjang hidupnya, karena telah mengijinkan anaknya untuk berkendara sebelum mereka cukup umur. Menyesal diakhir tiada guna. 

Kami melanjutkan perjalanan, dalam hati berpikir semoga yang mengalami kecelakaan tadi bukan anak dari ibu yang ngobrol dengan saya sebulan lalu di warung nasi...semoga bukan...dan semoga ibu itu tidak jadi membelikan motor untuk anaknya...semoga...

Ayo..ayah bunda, kita harus terus berusaha, terus belajar untuk  menjadi orangtua yang bijak. Memberikan kasih sayang dan perhatian bukan dengan memberikan apa yang mereka inginkan, namun memberikan apa yang mereka butuhkan sesuai dengan usia anak anak kita.

Terimaksih bunda bunda, sudah membaca coretan bunda Dirga
Semoga bermanfaat 


Rabu, 01 Maret 2017

SELAMAT PAGI KUKURUYUK




Selamat pagi kukuruyuk
Selamat pagi kukuruyuk 
Ayo bangun pagi

Selamat pagi kukuruyuk
Selamat pagi kukuruyuk
Ayo bangun lebih pagi

Bangun pagi badan kuat
Pikiran pun sehat
Bangun pagi badan kuat 
Pikiran pun sehat 

Selamat pagi kukuruyuk
Selamat pagi kukuruyuk
Ayo bangun pagi

Selamat pagi kukuruyuk 
Selamat pagi kukuruyuk 
Ayo bangun lebih pagi

Kalau bangun pagi pagi
Sekolah tak terlambat
Kalau bangun pagi pagi 
Jadi anak hebat

Tidak lupa sarapan
Agar tidak lapar
Jangan lupa berpamitan
Dengan ayah bunda

Selamat pagi kukuruyuk
Selamat pagi kukuruyuk
Ayo bangun pagi

Selamat pagi kukuruyuk
Selamat pagi kukuruyuk
Ayo bangun lebih pagi


yeeeeee....ayo siapa yang pernah mendengar lagi ini ????
siapa yang pernah melihat video klip lagu ini?????
lucu kan kostum ayamnya??? itu bunda merancang sendiri lhoo hihihihi
kalau sudah terima kasih ya,,sudah support lagu anak dengan melihat video klip nya
trus buat yang belum lihat , yok lihat di channel youtube Dirgaraya


Lagu Selamat Pagi Kukuruyuk itu ciptaan bunda, yang menyanyikan Dirga dan yang buat video klipnya ayah Dirga...keluarga kami adalah keluarga Unik hihhihih
bunda menciptakan lagu anak anak karena saat ini, lagu anak mulai jarang terdengar, ini salah satu alasan mengapa bunda menulis lagu anak anak,tujuan lainnya agar Dirga tidak menyanyikan lagu yang tidak sesuai dengan umur Dirga. Bunda juga banyak keponakan keponakan kecil, jadi harapanya mereka pun tidak menyanyikan lagu yang kurang pas dengan usia mereka.

Dari hobby nulis lagu ini, Januari 2017 lalu bunda menggagas gerakan #ciptalaguanak, gerakan ini terus bunda sosialisasikan ke sosial media , di sekolah, PKK, atau komunitas komunitas yang ada di Semarang. Bunda juga membuat gantungan kunci atau pin untuk di bagikan secara free ketika memperkenalkan gerakan ini kepada adik adik. Kepikiran juga untuk membuat komunitas untuk bunda bunda yang peduli dengan lagu anak, semoga bisa ya buunnnn.. aamiin




Harapan lain, bunda ingin membuat mini album untuk Dirga, sebagai jejak Digital, kalau Dirga sudah besar , Dirga  sudah pernah memiliki karya positif saat masih kecil. Semua kami buat secara mandiri....gerakan ini murni dari pemikiran kami , dan berharap anak anak kembali ceria,anak anak tidak semakin asik dengan gadget, jadi semakin dekat dengan orangtua.  Semoga bunda bunda dan orang dewasa yang lain juga bisa terinspirasi untuk membuat lagu anak anak.  Pemikiran bunda, bunda ingin membuat perubahan walaupun kecil , ingin berkontribusi untuk negara dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Bisa menginspirasi yang lain saling dukung, bayangkan jika bunda bunda dan orang dewasa membuat satu lagu anak dan terkoordinir..waaaa sudah berapa album lagu anak yang tercipta dari  hasil karya bunda bunda. 

oh ya...gerakan #ciptalaguanak juga mendapat dukungan dari ibu Walikota bu Tia Hendi



semoga dengan gerakan #ciptalaguanak yang bunda gagas berharap lagu anak anak kermbali populer seperti era 80-90 an dan  anak anak kembali ceria dan orang tua bisa saling dekat dengan anak anaknya. yeeee....yeee.....

Matur nuhun bunda sudah meluangkan waktu, mengunjungi blog ini....